Rabu, 17 Agustus 2016

Review Ayat-Ayat Cinta 2


Judul buku                  : Ayat-Ayat Cinta 2 (Sebuah Novel Pembangun Jiwa)

Penulis                         : Habiburrahman El Shirazy

Editor                          : Syahruddin El-Fikri dan Triana Rahmawati

Cover                          : Putri Suzan Nurtania

Cetakan                       : Cetakan VIII, Desember 2015

Penerbit                       : Republika

ISBN                           : 978-602-0822-15-0

Tebal buku                  : 698 halaman

Harga                          : Rp. 95.000,00

         Duka tengah merundung Fahri. Sejak kepergian Aisha ke Palestina bernama Alicia, sosok Aisha bagai hilang tertelan bumi. Tidak ada kabar dan informasi dimana pastinya keberadaan Aisha. Jika masih hidup tinggal dimana atau jika telah meninggal dimanakah jasad dan kuburnya? Semua adalah sebuah misteri yang menyesakkan.
         Keadaan diperburuk dengan ditemukannya jenazah Alicia di pinggiran kota Hebron. Fahri yang telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk menemukan Aisha, perlahan mulai menghentikan dan hanya terus berdoa untuk Aisha. Fahri menenggelamkan dirinya dengan karir akademiknya. Dia menjadi dosen di University of Edinburgh dan menetap disana. Popularitasnya semakin naik ketika ia mengikuti beberapa forum diskusi ilmiah, menulis di jurnal internasional dan berdakwah.
         Fahri yang tinggal di Stoneyhill Grove bersama beragam tetangga yang “berbeda dan unik” menjelma menjadi sosok malaikat tanpa sayap bagi tetangga-tetangganya. Hidup dalam bayang-bayang Aisha membuatnya merana. Desakan untuk menikah lagi datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari Syaikh Utsman, yang ingin menjodohkan Fahri dengan cucu perempuannya, Yasmin. Juga dari Ozan, yang ingin menjodohkan Fahri dengan adik bungsunya, Hulya. Siapakah yang akan dipilih Fahri? Apakah pada akhirnya Fahri akan menemukan Aisha?



Bismillahirrahmanirrahim...

            Novel Ayat-Ayat Cinta jilid 2 ini dibuka dengan penggambaran keindahan daratan Skotlandia yang menyihir para pembaca sedikit demi sedikit masuk ke dalam atmosfirnya. Menurut saya, penggambaran ini cukup berhasil menggiring pembaca untuk lebih masuk ke dalam cerita.

            Rangkaian cerita di setiap bagiannya mengalir dan menciptakan konflik-konflik yang beragam. Mulai dari konflik batin yang dialami Fahri yang hidup dalam bayang-bayang Aisha sehingga membuatnya susah untuk mencari pengganti Aisha, konflik Fahri dengan tetangganya bernama Keira yang sangat membenci muslim karena pengalaman pahitnya di masa lalu, serta konflik-konflik lain yang disajikan dengan apik.

            Menurut saya, dibandingkan dengan Ayat-Ayat Cinta (AAC) jilid 1, AAC jilid 2 ini lebih berisi namun, tidak membosankan. Karena penulis bisa menyajikannya dengan porsi yang tepat secara bergantian. Pada AAC jilid 2 banyak saya temui sindiran-sindiran halus untuk muslim di masa ini. Sindiran yang cukup keras namun, tetap terselip halus adalah mengenai bulan ramadhan dan penentuan hari raya idul fitri di Indonesia.

            Selain itu, dalam AAC jilid 2, saya terpikat dengan sikap Fahri yang toleran dan peduli terhadap tetangganya yang berbeda agama dan bahkan membencinya. Fahri tetap menunjukkan sikap bersahabat dan ramah bahkan mau membantu tetangga-tetangganya yang dalam kesusahan. Fahri dengan tulus membantu Nenek Catarina yang seorang Yahudi dalam mempertahankan rumahnya, bahkan Fahri merawat Nenek Catarina dengan baik dan menganggapnya seperti Neneknya sendiri.

            Fahri pun menolong seorang muslimah yang mengemis di sekitar kota yang meresahkan karena dianggap memperburuk citra muslim di Eropa bernama Sabina. Fahri juga dengan tulus membantu Jason, Keira dan Nyonya Jannet dalam menghadapi permasalahn dalam hidup mereka. Jason yang awalnya membenci Fahri karena dia seorang muslim, sering mencuri coklat di minimarket milik Fahri. Ia terus melakukan hal itu sampai suatu hari Fahri memberikan pelajaran terbaik untuk Jason. Bukan dengan melaporkannya kepada polisi melainkan membalas perbuatan Jason dengan perbuatan yang baik. Hal itu membuat Jason menjadi bersahabat dengan Fahri.

            Suatu ketika, Fahri dimintai tolong oleh Jason untuk menolong Keira, kakak Jason yang ingin menjual dirinya demi bisa mewujudkan mimpinya menjadi seorang pemain biola profesional.

            Kebaikan-kebaikan Fahri tidak selalu mendapat respon positif. Keira yang membenci muslim tidak suka dengan apa yang dilakukan Fahri kepada keluarganya. Kebaikan Fahri menolong Nenek Catarina juga membuatnya berurusan dengan Baruch, tentara zionis yang merupakan anak tiri Nenek Catarina.

            Ending dari AAC jilid 2 seharusnya menjadi ending yang mengejutkan, namun sayangnya karena dari awal saya sudah mencium aroma kejutan itu, alhasil saya tidak terkejut dengan endingnya.

            Untuk masalah pemilihan diksi, tidak usah diragukan lagi. Kang Abik selalu memiliki rangkaian-rangkaian kata indah yang khas yang membuat pembaca tidak akan bosan menelususri kisah Fahri di AAC jilid 2. Sayangnya, masih banyak saya jumpai penulisan yang kurang tepat baik  penulisan kata maupun dalam penulisan keseluruhan kalimat yang terkesan ada pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat sehingga membiaskan makna kalimat tersebut.

            Menilik isi dari novel ini, banyak sekali pelajaran hidup yang dapat diambil. Mulai dari ikhlas untuk menolong orang lain, membalas keburukan dengan kebaikan, hidup bertoleransi antar umat beragama,dan masih banyak lagi.

            Dalam review ini saya memaparkan pada kehidupan Fahri diluar kehidupan cintanya karena menurut saya kehidupan cinta Fahri akan terasa lebih menggetarkan nurani ketika dibaca secara langsung.

            Oh, ya, dari keseluruhan buku AAC jilid 2 yang sudah saya baca, saya merasa cukup puas  dengan buku ini. Seperti novel Kang Abik yang lain, novel ini tidak hanya berisi romantisme dua insan saja tapi juga berisi uraian-urain ilmu yang sangat bermanfaat bagi kita jika kita mau meresapi dan merenunginya. Buku ini sangat menarik untuk dijelajahi setiap halamannya. Jadi, tunggu apa lagi? Untuk yang penasaran akhir kisah cinta Fahri, debat tentang Amalek antara Fahri dengan Baruch, dan pelajaran-pelajaran hidup lainnya serta ilmu yang tidak kalah berharga bisa segera merapat ke toko buku terdekat.


Sekian yang bisa saya tuliskan, semoga bermanfaat.