Jumat, 21 Agustus 2015

Ada Hal yang Telah Terlupakan

http://juskulitmanggis.org/wp-content/uploads/2015/08/sering-lupa.jpg
sumber gambar : http://juskulitmanggis.org/wp-content/uploads/2015/08/sering-lupa.jpg

Lupa?
Ya, itu adalah hal yang sangat manusiawi. Semua orang pasti pernah lupa, entah lupa hari, lupa nama orang, lupa alamat dan lupa-lupa yang lain. Seperti yang saya alami kemarin katika akan mandi, handuk saya menghilang dari peradaban (baca : gantungan). Alhasil, saya mondar-mandir keliling kos dari loteng ke kamar sambil menepuk kening dan berkata "duh, aku taruh mana sih tadi kok bisa lupa gini?" begitu terus sampai adzan maghrib berkumandang. Akhirnya handuk saya baru kembali saat saya akan sholat isya. Dia kembali di gantungan dengan wajah tanpa dosa -_-
Usut punya usut ternyata handuk saya terbawa salah satu penghuni kos saat mengangkat jemuran -_-

Eh, tapi bukan itu bintang utama yang akan saya kupas di sini. Ini tentang lupa akan lingkungan tempat tinggal kita.

Kemarin saat malam sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia, saya melihat warga di sekitar kos saya menggelar syukuran di pertigaan. Jalanan sempit di sekitar kos sudah ditutup sejak maghrib. Nah, sebelum acara syukuran dimulai para warga menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya kemudian dilanjutkan pidato dari Pak RT. Ini nih momen jlebnya.

Pak RT menyampaikan satu hal yang membuat saya sadar bahwa selama ini saya lupa berada dimana. Pak RT mengkritisi rumah kontrakan di RT tempat saya kos, di situ banyak mahasiswa yang sering bisa dibilang nongkrong sampai larut malam. Pak RT juga sempat bilang, kalau memang itu untuk acara kampus hendaknya diselesaikan di kampus. Belum lagi, mereka tidak berkontribusi saat warga RT sedang membersihkan lingkungan (baca : kerja bakti).

Duh, saya langsung baper. Pasalnya, saya pernah sekali pulang pas tengah malam karena harus menyiapkan acara kampus dan saya tidak ingin mengulanginya lagi. Di sini saya tersadar, saya hanya "numpang". Seharusnya saya harus menghormati dan menghargai warga sekitar.

Menurut saya, adanya kasus seperti ini karena pola pikir yang salah yang menganggap lingkungan baru ini penuh kebebasan tanpa aturan seperti di rumah. Padahal, lingkungan baru adalah rumah baru untuk kita.

Katanya mahasiswa itu agen perubahan? Seharusnya harus membantu lingkungan, membantu memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan bukan mengusik dan meresahkan lingkungan. Atau pun kalau masih belum mampu, cobalah menghormati dan menghargai lingkungan. Apalagi kita ini cuma numpang. NUMPANG.

Bukannya sok baik dan bener, saya juga belum mampu berkontribusi di lingkungan baru saya tapi paling tidak saya berusaha tidak mengusik dan meresahkan lingkungan. Pada akhirnya semua kembali pada pribadi masing-masing, jadi hendaknya mulailah untuk mencintai lingkungan yang kita tinggali saat ini. Jangan selalu menjadi apatis, tapi hargai dan hormati. :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar