Selasa, 11 November 2014

Diary Anak Kos

Dear diary...

Empat bulan berlalu begitu cepat, selama itu pulalah aku menikmati masa tumbuhku di kota orang. Bertemu dengan orang-orang baru, berada di lingkungan baru dengan aktivitas yang baru pula. Selama itu jugalah aku memendam rindu akan kehangatan kasih kedua orangtuaku nan jauh di sana. Serta hangat kasih kedua kakak laki-lakiku, seorang kakak iparku dan dua keponakanku yang sedang tumbuh...
Cinta mungkin baru terasa besarnya ketika ada jarak yang memisahkan, karena pada saat itu lah rindu akan tercipta. Itu yang selalu aku rasakan setiap waktu disini..
Aku bukanlah orang yang suka mengumbar perasaan cinta dan sayangku secara gamblang, bahkan diluar akan lebih tampak bahwa apatisku lebih dominan. Namun, orang hanya melihat dari sisi luar, tanpa pernah tahu apa yang sebenarnya ada di dalam..

Satu bulan pertama kulewati kesendirian dalam kamar berukuran dua kali tiga meter. Hanya sendiri. Sampai pada saat bulan kedua, seorang teman bercerita bahwa sekarang ia berpisah dengan teman baiknya karena mendapat tempat berteduh yang berbeda. Dia pun menawariku apakah mau seruangan dengan temannya, tanpa pikir panjang aku jawab iya. Aku sudah lelah menangis dalam sunyi karena kesendirianku selalu mengingatkanku pada rumah.

Singkat cerita, kami dipertemukan pertama kali di pasar buku ketika aku diajak temanku untuk kesana. Di sana lah aku merasa aku membuat keputusan yang benar..

Hari demi hari berlalu, kian dekat dan kian akrab. Berbagi cerita setiap malam, saling berbagi sudah menjadi rutinitas kami setiap hari. Aku bahkan cepat menganggapnya lebih dari sekadar teman karea aku lebih menganggapnya seperti kakak kandungku sendiri.
Namun, di sinilah salahku... Sifat manjaku yang berlebih membuatku lebih sering bergantung kepadanya, dia memang tidak pernah mengeluh tapi aku tahu mungkin dia sedikit tidak nyaman..
Sedikit demi sedikit aku berusaha untuk merubah sikap dan cara berpikirku agar lebih dewasa dan tidak kekanak-kanakan seperti ini, dan pada saat itu lah segudang kesibukan menyerbuku tanpa ampun. Beberapa hari sudah aku jarang berada di kos, berangkat pagi pulang malam, begitu seterusnya. Pulang hanya untuk makan, mandi dan tidur. Hanya itu.

Aku tak pernah berpikir hal ini menimbulkan efek yang cukup menyengsarakan. Bagaimana mungkin, kedekatan selama ini seperti terasa beku. Membalas senyum pun aku jarang, fokus pada pembicaraan kami pun susah. Aku tahu dia tidak salah dan aku juga tidak tahu bagaimana caranya untuk tidak bersikap seperti ini... Beberapa hari aku semakin menyusahkannya..

Sekarang.. Mulai hari ini.. detik ini.. aku ingin menjadi lebih baik..
Menjadi adik yang lebih berbakti, menjadi roommate yang lebih bersahabat dan bertoleransi, menjadi teman yang siap mendengar dan menjadi seorang yang tidak menyusahakan..

Terimakasih kakak untuk beberapa bulan terakhir ini, maaf bila aku hanya bisa menyusahkan.. :')


Tidak ada komentar :

Posting Komentar