Hai..
Hai.. Hai.. Berjumpa lagi dengan saya di acara Orang Paling Absurd Sedunia.
Hahaha… :D
#Ngaco #TerlaluBersemangat
#Ngaco #TerlaluBersemangat
Pagi ini
suasananya keren banget. Udara yang sejuk dibalut kabut tipis dan garnis
embun-embun di dedaunan juga matahari yang malu-malu menampakkan sinarnya di
ufuk timur. Itulah yang membuat saya ingin menulis. Akan tetapi saya bingung
mau menulis apa. Maka dari itu saya menulis postingan nggak jelas alias gaje
berjudul “Apa Saja Boleh” ini untuk memuaskan keinginan saya menulis.
Sebenarnya kalau diperhatikan, tulisan ini cenderung mengenaskan dan bukan
mengesankan. Iya jelas, karena dari judulnya saja sudah kelihatan kalau yang
nulis postingan ini putus asa banget setelah meres otak sampai menyusut tapi
badai inspirasi yang diharapkan tetap tak kunjung datang. #BetapaKedirinyaSaya
Oke fix
! Saya akan mencoba merangkai beberapa kata yang akan mengupas sisi lain saya
saja.
Saya
adalah orang yang sangat menyukai air dan udara (ya iyalah, kalau tidak ada
udara mau bernapas pakai apa coba? Kalau tidak ada air mau minum dan mandi
pakai apa? ). Dan pagi ini saya merasakan udara pagi yang cukup sejuk. Saya
juga bisa melihat butiran embun menggeliat manja di pucuk dedaunan. Menurut
saya itu adalah salah satu pemandangan yang paling indah.
Setiap
hari Minggu pagi atau hari libur lainnya, saya sering diajak Ayah saya JJP
alias Jalan-Jalan Pagi. Rute perjalanan kami memang tetap itu-itu saja tapi
saya tidak pernah merasa bosan. Rute wajib yang selalu saya dan Ayah saya
lewati adalah Bajulan-Kalangbong (Plis nggak usah speechless, itu nama dusun
tempat tinggal saya dan dusun tetangga. Saya tahu namanya memang kece dan anti
mainstream jadi wajar sih kalau kalian speechless. #plakk ). Jalanan yang kami
lewati hampir 95% kiri dan kanan jalan berupa persawahan. Saya suka ketika para
petani menanam padi. Karena saya bisa dengan leluasa melihat tetesan embun pagi
yang enggan turun dari pucuk tanaman padi. Selain itu saya juga bisa melihat
siluet Gunung Klothok di sisi barat dan siluet Gunung Kelud di sisi timur.
Keren banget pokoknya, Kediri Poenya ! #Hahaha
Suara gemericik aliran sungai yang mengapit jalanan menambah suasana damai pagi hari. Selain itu banyak pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan. Banyak burung terbang kesana kemari sembari berkicau di sana. Kalau kami beruntung, kami juga bisa melihat musang atau bahasa kerennya garangan yang sedang berlarian di antara tanaman tebu. Pokoknya keren deh, titik ! #maksa
Suara gemericik aliran sungai yang mengapit jalanan menambah suasana damai pagi hari. Selain itu banyak pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan. Banyak burung terbang kesana kemari sembari berkicau di sana. Kalau kami beruntung, kami juga bisa melihat musang atau bahasa kerennya garangan yang sedang berlarian di antara tanaman tebu. Pokoknya keren deh, titik ! #maksa
Selesai
JJP, saya sering bingung mau ngapain. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca
novel. Ayah saya senang sekali melihat saya gemar membaca, tapi saya tahu bahwa
Ayah saya sedikit tidak rela kalau saya membaca novel (hihihi). Beliau selalu
menyodorkan dua buku tebal bergambar wayang kepada saya ketika saya tengah asik
mengimajinasikan adegan-adegan dalam novel. Beliau selalu berkata, “Kalau
novelnya sudah selesai, ganti baca ini loh. Nggak kalah bagus kok.” Dan saya
belum pernah sekali pun membacanya karena saya belum menghatamkan novel-novel
saya. Dari sini saya bisa menyimpulkan, Ayah saya ingin saya tidak terlena
dengan sastra baru dan melupakan budaya dan sastra lama. Dan okelah akhirnya,
dengan ini saya putuskan mulai sekarang saya akan mencoba membaca Kitab Epos
Ramayana dan Kitab Epos Mahabarata. Itung-itung sambil belajar sejarah juga,
hahaha. Wassalam. #KetokPalu dok!dok!dok!
Tidak ada komentar :
Posting Komentar