Senin, 31 Maret 2014

Apa Saja Boleh


 
            Hai.. Hai.. Hai.. Berjumpa lagi dengan saya di acara Orang Paling Absurd Sedunia. Hahaha… :D
#Ngaco #TerlaluBersemangat
            Pagi ini suasananya keren banget. Udara yang sejuk dibalut kabut tipis dan garnis embun-embun di dedaunan juga matahari yang malu-malu menampakkan sinarnya di ufuk timur. Itulah yang membuat saya ingin menulis. Akan tetapi saya bingung mau menulis apa. Maka dari itu saya menulis postingan nggak jelas alias gaje berjudul “Apa Saja Boleh” ini untuk memuaskan keinginan saya menulis. Sebenarnya kalau diperhatikan, tulisan ini cenderung mengenaskan dan bukan mengesankan. Iya jelas, karena dari judulnya saja sudah kelihatan kalau yang nulis postingan ini putus asa banget setelah meres otak sampai menyusut tapi badai inspirasi yang diharapkan tetap tak kunjung datang. #BetapaKedirinyaSaya
            Oke fix ! Saya akan mencoba merangkai beberapa kata yang akan mengupas sisi lain saya saja.
            Saya adalah orang yang sangat menyukai air dan udara (ya iyalah, kalau tidak ada udara mau bernapas pakai apa coba? Kalau tidak ada air mau minum dan mandi pakai apa? ). Dan pagi ini saya merasakan udara pagi yang cukup sejuk. Saya juga bisa melihat butiran embun menggeliat manja di pucuk dedaunan. Menurut saya itu adalah salah satu pemandangan yang paling indah.
            Setiap hari Minggu pagi atau hari libur lainnya, saya sering diajak Ayah saya JJP alias Jalan-Jalan Pagi. Rute perjalanan kami memang tetap itu-itu saja tapi saya tidak pernah merasa bosan. Rute wajib yang selalu saya dan Ayah saya lewati adalah Bajulan-Kalangbong (Plis nggak usah speechless, itu nama dusun tempat tinggal saya dan dusun tetangga. Saya tahu namanya memang kece dan anti mainstream jadi wajar sih kalau kalian speechless. #plakk ). Jalanan yang kami lewati hampir 95% kiri dan kanan jalan berupa persawahan. Saya suka ketika para petani menanam padi. Karena saya bisa dengan leluasa melihat tetesan embun pagi yang enggan turun dari pucuk tanaman padi. Selain itu saya juga bisa melihat siluet Gunung Klothok di sisi barat dan siluet Gunung Kelud di sisi timur. Keren banget pokoknya, Kediri Poenya ! #Hahaha
Suara gemericik aliran sungai yang mengapit jalanan menambah suasana damai pagi hari. Selain itu banyak pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan. Banyak burung terbang kesana kemari sembari berkicau di sana. Kalau kami beruntung, kami juga bisa melihat musang atau bahasa kerennya garangan yang sedang berlarian di antara tanaman tebu. Pokoknya keren deh, titik ! #maksa
            Selesai JJP, saya sering bingung mau ngapain. Akhirnya saya memutuskan untuk membaca novel. Ayah saya senang sekali melihat saya gemar membaca, tapi saya tahu bahwa Ayah saya sedikit tidak rela kalau saya membaca novel (hihihi). Beliau selalu menyodorkan dua buku tebal bergambar wayang kepada saya ketika saya tengah asik mengimajinasikan adegan-adegan dalam novel. Beliau selalu berkata, “Kalau novelnya sudah selesai, ganti baca ini loh. Nggak kalah bagus kok.” Dan saya belum pernah sekali pun membacanya karena saya belum menghatamkan novel-novel saya. Dari sini saya bisa menyimpulkan, Ayah saya ingin saya tidak terlena dengan sastra baru dan melupakan budaya dan sastra lama. Dan okelah akhirnya, dengan ini saya putuskan mulai sekarang saya akan mencoba membaca Kitab Epos Ramayana dan Kitab Epos Mahabarata. Itung-itung sambil belajar sejarah juga, hahaha. Wassalam. #KetokPalu dok!dok!dok!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar