Jumat, 20 Maret 2015

Nasehat Ayah


Hidup tidak akan terlepas dari masalah. Karena untuk itulah manusia hidup, untuk diuji dengan berbagai permasalahan untuk membuktikan seberapa layakkah dirinya untuk surga yang telah disiapkan Allah. Masalah datang tiada henti, baik besar maupun kecil. Hanya satu yang perlu diingat, Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuan hambanya karena Allah sudah menguatkan pundak hambanya memikul permasalahan sebelum Allah menurunkannya untuk manusia.
                Tidak jarang, permasalahan yang datang bertubi-tubi dapat membuat manusia terpuruk dan hilang akal sehatnya. Seperti itulah yang saya alami sekarang, dengan berbagai masalah yang mendera saya tiada henti saya benar-benar kehilangan akal sehat saya untuk berpikir jernih. Saya bahkan lupa bahwa Allah sudah menguatkan pundak saya. Saya lupa bahwa permasalahan hadir untuk diselesaikan. Saya bahkan lupa bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
                Saat saya berada pada titik terbawah saya, saya teringat beberapa nasihat yang dulu dilontarkan Bapak saya. Dari sanalah, saya mulai termotivasi untuk bangkit dan kembali berpikir jernih. Saya menyadari, Allah sedang menguji saya. Saya menyadari, Allah selalu dekat dengan saya.
Berikut adalah beberapa nasihat yang pernah dilontarkan Bapak saya, semoga bermanfaat. :)
“Abot enthenge sesanggane urip gumantung olehku ngrasakne.”
Berat ringannya beban hidup itu tergantung bagaimana kita merasakannya.

”Yen diuja aja nebah dhadha, yen diuji aja cilik ati.”
Jika diberi kenikmatan jangan sombong, jika diberi ujian jangan berkecil hati.
“Melakukan kesalahan tapi berbuat lebih terhormat daripada diam.” 

Ngudi rohani ndhanga’a, nguber jasmani ndhingklu’a.
 Mengejar rohani mendongaklah (lihat betapa banyak orang yang lebih baik dalam beragama), mengejar jasmani (harta) menunduklah (lihat betapa banyak orang yang masih kekurangan daripada kita, bersyukurlah).
“Semua yang terjai adalah benar, jadikan pelajaran untuk kehidupanmu.”
“Yen sambat lan ngersula bisa muspra, iku dudu watake satriya.”
Jika mengeluh saja itu tidak ada gunanya, itu bukanlah watak seorang kesatriya.
“Sesungguhnya apa yang kita berikan adalah untuk diri kita sendiri.”
“Sombong? Angkuh? Kita ini lemah dihadapan Allah.”
“Perhatikan sungai yang mengalir di dekatmu, kemana airnya pergi? Ia mencari laut. Gemericiknya adalah nyanyian abadi, sekalipun selalu senada dari hari demi hari, namun kesetiannya tetap mengandung misteri. Sebagaimana air yang mencari laut, seperti itulah kita mencari Allah, karena disana ada kesempurnaan sejati”
“Baktiku, pikiranku, tekat dan semangatku tak pernah ragu. Mantap. Aku bisa.”
“Hidup itu nikmat tapi tidak semua orang dapat menikmati hidup. Bersyukurlah!”
“Sugih iku aja diukur saka akehing banda nanging ukuren sapira banda kang diwenehake marang wong liya.”
Kekayaan itu jangan diukur dari banyaknya harta tapi ukurlah dari banyaknya harta yang sudah disedekahkan kepada orang lain.
“Untuk menutup kekurangan, mengejar ketinggalan dan menggapai cita-cita perlu disiplin dan belajar.”
“Bangun percaya diri yang mantap : aku harus bisa, hari ini sukses atau tidak sama sekali.”
“Buang rasa malasmu, tendang ego dan angkuhmu, tatap masa depan nan rawan, hujat hatimu nan ragu.”

                Semoga beberapa nasehat dari Bapak saya juga bisa menjadi pembangkit semangat para pembaca. Semoga bermanfaat. :)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar