Hidup
tidak akan terlepas dari masalah. Karena untuk itulah manusia hidup, untuk
diuji dengan berbagai permasalahan untuk membuktikan seberapa layakkah dirinya
untuk surga yang telah disiapkan Allah. Masalah datang tiada henti, baik besar
maupun kecil. Hanya satu yang perlu diingat, Allah tidak akan menguji hambanya
diluar batas kemampuan hambanya karena Allah sudah menguatkan pundak hambanya
memikul permasalahan sebelum Allah menurunkannya untuk manusia.
Tidak
jarang, permasalahan yang datang bertubi-tubi dapat membuat manusia terpuruk
dan hilang akal sehatnya. Seperti itulah yang saya alami sekarang, dengan
berbagai masalah yang mendera saya tiada henti saya benar-benar kehilangan akal
sehat saya untuk berpikir jernih. Saya bahkan lupa bahwa Allah sudah menguatkan
pundak saya. Saya lupa bahwa permasalahan hadir untuk diselesaikan. Saya bahkan
lupa bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
Saat
saya berada pada titik terbawah saya, saya teringat beberapa nasihat yang dulu
dilontarkan Bapak saya. Dari sanalah, saya mulai termotivasi untuk bangkit dan
kembali berpikir jernih. Saya menyadari, Allah sedang menguji saya. Saya
menyadari, Allah selalu dekat dengan saya.
Berikut adalah beberapa nasihat yang pernah dilontarkan Bapak saya, semoga bermanfaat. :)
Berikut adalah beberapa nasihat yang pernah dilontarkan Bapak saya, semoga bermanfaat. :)
“Abot enthenge
sesanggane urip gumantung olehku ngrasakne.”
Berat ringannya beban hidup itu tergantung bagaimana kita merasakannya.
Berat ringannya beban hidup itu tergantung bagaimana kita merasakannya.
”Yen diuja aja nebah
dhadha, yen diuji aja cilik ati.”
Jika diberi kenikmatan jangan sombong, jika diberi ujian jangan berkecil hati.
Jika diberi kenikmatan jangan sombong, jika diberi ujian jangan berkecil hati.
“Melakukan kesalahan tapi berbuat lebih terhormat daripada
diam.”
“Ngudi rohani ndhanga’a, nguber jasmani ndhingklu’a.”
Mengejar rohani mendongaklah (lihat betapa banyak orang yang lebih baik dalam beragama), mengejar jasmani (harta) menunduklah (lihat betapa banyak orang yang masih kekurangan daripada kita, bersyukurlah).
Mengejar rohani mendongaklah (lihat betapa banyak orang yang lebih baik dalam beragama), mengejar jasmani (harta) menunduklah (lihat betapa banyak orang yang masih kekurangan daripada kita, bersyukurlah).
“Semua yang terjai adalah benar, jadikan pelajaran untuk
kehidupanmu.”
“Yen sambat lan ngersula bisa muspra, iku dudu watake
satriya.”
Jika mengeluh saja itu tidak ada gunanya, itu bukanlah watak seorang kesatriya.
Jika mengeluh saja itu tidak ada gunanya, itu bukanlah watak seorang kesatriya.
“Sesungguhnya apa yang kita berikan adalah untuk diri kita
sendiri.”
“Sombong? Angkuh? Kita ini lemah dihadapan Allah.”
“Perhatikan sungai yang mengalir di dekatmu, kemana airnya
pergi? Ia mencari laut. Gemericiknya adalah nyanyian abadi, sekalipun selalu
senada dari hari demi hari, namun kesetiannya tetap mengandung misteri.
Sebagaimana air yang mencari laut, seperti itulah kita mencari Allah, karena
disana ada kesempurnaan sejati”
“Baktiku, pikiranku, tekat dan semangatku tak pernah ragu.
Mantap. Aku bisa.”
“Hidup itu nikmat tapi tidak semua orang dapat menikmati
hidup. Bersyukurlah!”
“Sugih iku aja diukur saka akehing banda nanging ukuren
sapira banda kang diwenehake marang wong liya.”
Kekayaan itu jangan diukur dari banyaknya harta tapi ukurlah dari banyaknya harta yang sudah disedekahkan kepada orang lain.
Kekayaan itu jangan diukur dari banyaknya harta tapi ukurlah dari banyaknya harta yang sudah disedekahkan kepada orang lain.
“Untuk menutup kekurangan, mengejar ketinggalan dan
menggapai cita-cita perlu disiplin dan belajar.”
“Bangun percaya diri yang mantap : aku harus bisa, hari ini
sukses atau tidak sama sekali.”
“Buang rasa malasmu, tendang ego dan angkuhmu, tatap masa
depan nan rawan, hujat hatimu nan ragu.”
Semoga
beberapa nasehat dari Bapak saya juga bisa menjadi pembangkit semangat para
pembaca. Semoga bermanfaat. :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar