9 Maret 2014…
Alhamdulillah.
Saya sangat bersyukur karena akhirnya hari ini terwujud juga. Hari dimana Tuhan
mempertemukan saya dengan sahabat lama saya. Dalam sebuah acara try out ujian
masuk perguruan tinggi. Sungguh tidak terbayang sebelumnya.
Hari ini
diawali dengan dia menghampiri saya di rumah saya. Walaupun dia sempat bingung
dan sedikit lupa dengan letak rumah saya. Maklum, sudah lebih dari dua tahun
dia tidak pernah ke rumah saya. Dia tidak berubah. Tetap kurus. Dan saya pun
begitu, tetap bantet (hahaha, tumben sadar diri :D).
Bertumpu
pada dua roda yang terus menggelinding menyusuri aspal, kami melaluinya dengan
canda dan tawa. Saya akui, sebenarnya saya agak takut duduk di belakangnya
karena dia mengendarai motor matik itu dengan kecepatan tinggi. Dan dengan
santainya dia bilang, “Nyantai ae loh, percaya ae karo aku. Tak jamin gak bakal
telat.” Jujur, mulut saya tidak berhenti melantunkan sholawat Nabi dan
berdzikir sepanjang jalan akibat ketakutan saya yang teramat sangat.
Sesampainya
di lokasi, kami langsung melakukan registrasi. Sayangnya kami mendapat ruangan
yang berbeda. Saya mendapat ruang 11 dan dia mendapat ruang 4. Suasana ujian
(lebih tepatnya try out) berjalan dengan tenang.
Try out
selesai. Setelah keluar ruangan kami memutuskan untuk duduk di gazebo yang ada
di bawah pohon. Dan pasti kalian sudah tahu apa yang kami lakukan disana.
Ngrumpi. Yup,benar kami ngrumpi (hahaha :D). Kami asyik ngrumpi sampai jam
pembahasan try out dimulai. Kami mengikuti pembahasan hanya sebagai simbolik.
Hahaha, ya jelas kami duduk di bangku belakang dan lebih asik meneruskan
ngrumpi daripada mendengarkan pembahasan. Maklum saja, dua tahun tidak bertemu
membuat cadangan cerita di otak kami yang siap untuk dibagi membludak. Alhasil
tidak ada waktu tanpa ngrumpi (hahaha :D).
Setelah
acara pembahasan selesai, kami memutuskan untuk pulang. Di tempat parker pun
kami masih sempat-sempatnya ngrumpi (Oh My God :D). Sampai-sampai ketika asik
berbincang dia menaruh kuncinya di dalam jok motor dan menutupnya. Klik.
“Cha, sudah siap? Ayo pulang.”
“Heem.”
“Eh, Cha ngomong-ngomong kunciku dimana ya?”
Dengan wajah datar dan tenang tanpa dosa saya menjawab :
“Di situ. Di dalam jok.”
“Haaaaaaaaaaaa???? Serius? Gila kamu. Gitu nggak bilang daritadi. Terus kita pulangnya bagaimana coba?”
Bukannya bingung kami malah tertawa (absurd :D). Akhirnya dengan usaha absurd, yaitu saya mengangkat tempat duduk motor (kalau nggak salah namanya sadel :D), sehingga ada celah antara tempat duduk dan joknya dan dia menyelipkan tangannya untuk meraih kunci itu dan eng ing eng… Berhasil, berhasil, horee… (#plak :D). Tawa pun meledak di antara kami. Entah kenapa, tapi itulah yang terjadi.
“Cha, sudah siap? Ayo pulang.”
“Heem.”
“Eh, Cha ngomong-ngomong kunciku dimana ya?”
Dengan wajah datar dan tenang tanpa dosa saya menjawab :
“Di situ. Di dalam jok.”
“Haaaaaaaaaaaa???? Serius? Gila kamu. Gitu nggak bilang daritadi. Terus kita pulangnya bagaimana coba?”
Bukannya bingung kami malah tertawa (absurd :D). Akhirnya dengan usaha absurd, yaitu saya mengangkat tempat duduk motor (kalau nggak salah namanya sadel :D), sehingga ada celah antara tempat duduk dan joknya dan dia menyelipkan tangannya untuk meraih kunci itu dan eng ing eng… Berhasil, berhasil, horee… (#plak :D). Tawa pun meledak di antara kami. Entah kenapa, tapi itulah yang terjadi.
Keabsurdan
kami tidak berhenti smapai disitu. Di perjalanan pulang kami berputar-putar
menyusuri jalanan mencari pom bensin dan setelah ketemu… kami lupa jalan pulang
(#plak :D). Akhirnya kami nekat pulang dengan panduan “Ikuti jalan ke arah utara,
pasti sampai rumah.” Hahaha :D
Karena
perjalanan ini membuat kami lapar, kami memutuskan untuk mampir membeli bakso.
Keabsurdan selanjutnya, kami menghabiskan bakso selama 10 menit tetapi
menghabiskan waktu di kios bakso selama 30 menit. Hahaha, pasti tahu apa yang
kami lakukan. Yup, ngobrol alias ngrumpi “LAGI”. :P
Tapi kali ini ngrumpinya beda. Sebelum kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing, saya menyempatkan diri memberikan sebuah bingkisan sederhana. Bukan berarti apa-apa, saya hanya ingin memberikan hal sederhana ini agar dia selalu mengingat saya dimana pun dan kapan pun. :)
Tapi kali ini ngrumpinya beda. Sebelum kami berpisah dan pulang ke rumah masing-masing, saya menyempatkan diri memberikan sebuah bingkisan sederhana. Bukan berarti apa-apa, saya hanya ingin memberikan hal sederhana ini agar dia selalu mengingat saya dimana pun dan kapan pun. :)
Selesailah
perjalanan kami hari ini. Harapan saya semoga kami menjadi “Best Friend
forever” Insya Allah :)
KucingPersia & PenguinMadagascar
Tidak ada komentar :
Posting Komentar