Minggu, 10 Agustus 2014

Selamat Pagi Kota Malang



Hari ini adalah pagi pertama saya hidup di Kota Malang. Tempat kost yang terdiri dari sembilan kamar ini hanya satu kamar saja yang penghuninya sudah datang. Kamar saya. Terbayang kan betapa sepinya di tempat kost sendirian. Untuk membunuh sepi dan jenuh, sabtu malam saya membuat janji dengan teman saya yang tinggal tidak jauh dari tempat kost saya untuk jalan-jalan pagi bersama di sekitar kompleks perkampungan. Itung-itung pengenalan ligkungan lah, karena saya terbilang masih sangat baru di lingkungan ini.
                Kurang lebih pukul enam pagi teman saya mengirim pesan singkat yang berisi ajakan agar saya cepat datang ke mulut gang. Ketika saya hampiri, teman saya malah mengajak saya untuk bersepeda saja. Padahal saya tidak punya kendaraan apa pun di sini. Hanya sepasang kaki saja yang siap sedia menemani saya kemana pun saya hendak pergi. Dengan entegnya teman saya menyuruh saya duduk di boncengan dan mulai mengayuh sepedanya. Sebenarnya saya kasihan dia harus membonceng saya yang sangat kurus ini, tapi ya sudahlah itu resiko dia sudah mengajak saya bersepeda.
                Awalnya kami hanya memutari kompleks dan dia menunjukkan tempat-tempat vital yang wajib diketahui maba seperti saya seperti tempat makan, warnet, dan lain sebagainya. Namun, sesampainya di mulut gang yang lain, dia mengayuh sepedanya menuju jalan raya. Saya pun mulai bertanya kemana dia akan membawa saya pergi dan dia menjawab saya akan diberitahu deretan toko yang menjual buku dengan harga murah di sekitar kota Malang. Ya, daerah Wilis. Setelah itu dia bilang akan mengajak saya keliling Universitas Negeri Malang dan melihat dimana letak kampus saya. Saya yang tidak curiga dan tidak tahu jalan hanya menurut saja.
                Akhirnya setelah beberapa lama kecurigaan mulai muncul dalam benak saya. Setelah melewati daerah Wilis kenapa tidak putar balik, jangan-jangan saya akan dibawa ke tempat yang aneh, pikir saya. Dan ternyata kecurigaan saya sedikit terbukti. Bukan tempat yang aneh melainkan saya dan dia yang terlihat aneh di sana. Bagaimana tidak, saya hanya mengenakan sendal jepit sedangkan dia melepas sendal jepitnya dan menaruhnya di keranjang sepeda.
Dia membawa saya ke jalan Ijen dimana disana sedang diadakan Car Free Day. Saya pun turun dan memandang jengkel ke arah teman saya. Saya bingung kenapa saya diajak ke tempat ini dan ternyata alasannya adalah dia ada janji dengan temannya untuk bertemu di sini. Setelah beberapa saat menunggu akhirnya temannya pun menghampiri kami. Setelah berbincang sebentar, mereka mengajak saya jalan-jalan ke pasar minggu, masih di kawasan Car Free Day. Di sana ramai sekali. Banyak pedagang yang menjajakan makanan, aksesoris, bahkan hewan piaraan. Mata saya tertuju hanya pada satu stan yang menjual kelinci. Saya ingin sekali memelihara kelinci, tapi Ayah saya melarangnya karena tidak ada tempat. Akirnya saya hanya melihatnya saja.
Setelah puas jalan-jalan, mereka mengajak saya untuk sarapan soto ayam. Lebih enak dibandingkan nasi goreng yang saya beli semalam. Setelah selesai makan, kami pun berjalan pulang. Entahlah berapa kilometer jauhnya yang jelas cukup melelahkan.
Sesampainya di gerbang Universitas Negeri Malang, saya dan teman saya bepisah dengan teman dari teman saya. Sesuai janjinya, teman saya pun mengajak saya berkeliling Universitas Negeri Malang dulu sebelum mengantar saya pulang. Ternyata Universitas Negeri Malang ini luas dan saya baru menyadarinya.
Tepat pukul delapan pagi saya sudah sampai di depan tempat kost saya. Pagi yang cukup menyenangkan dan setidaknya pagi ini membuat saya merasa saya tidak sendiri di kota Malang. :)

Ini adalah beberapa foto yang saya minta dari teman saya yang kebetulan datang ke Car Free Day setelah saya pulang dari sana karena saat saya kesana saya tidak membawa kamera. :D

 


Tidak ada komentar :

Posting Komentar