Jumat, 07 Maret 2014

Surat Untuk Sahabat…



            Dear My Beloved Friend,
            Hai, bagaimana kabar kamu disana? Tiga tahun sudah kita dipisahkan jarak dan waktu. Tiga tahun sudah kita menempuh pendidikan di atap yang berbeda.Bertemu dengan orang-orang yang berbeda. Menjalin persahabatan dengan manusia yang berbeda pula. Tapi, aku sangat bersyukur karena kamu tidak melupakanku. Tenang, aku juga tetap ingat kamu kok.  I miss you so bad. Kamu tahu, apa yang sekarang aku pikirkan? Aku hanya ingin bertemu denganmu. Meledakkan tangis dan kisahku dalam pundakmu, sahabatku. Bukan karena disini aku tidak bahagia, bukan. Bukan juga karena aku tidak memiliki sahabat lain disini, bukan. Tapi entahlah, untuk satu hal ini hanya kamu lah yang paling mengerti aku. Membuatku bangkit lagi dengan caramu. Ya, aku rindu caramu mencambukku agar aku sadar dan tidak terus dibutakan dengan perasaanku yang terlalu abu-abu.
            Aku masih ingat di hari ketika acara pelepasan siswa kelas IX tiga tahun lalu. Tangis meledak di penghujung acara. Dalam rangkulan dua anak manusia yang berharap tidak ingin dipisahkan. Kamu harus melanjutkan pendidikan di kutub utara, sedangkan aku harus menempuh pendidikan di kutub timur (ngaco dikit, hahaha). Kamu ingat? Kita pernah menganggap kita seperti saudara kembar. Hahaha, iya jelas itu ngaco. Tapi entahlah, sepertinya Tuhan memang menciptakanmu untuk jadi sahabatku. Sahabat sebenarnya. Apa yang kamu rasakan aku pun rasakan dan apa yang aku rasakan kamu pun rasakan. Walaupun dalam format yang berbeda. Terlampau banyak itu terjadi sehingga kita membuat kesimpulan absurd bahwa kamu dan aku adalah anak kembar. Bahkan yang lebih absurd, kita pernah bercanda untuk menjodohkan anak-anak kita kelak, hahaha.
            Kucing Persia dan Penguin Madagascar. Itu lah julukan kita saat masa putih biru. Hahaha, sangat absurd jika dipikir-pikir. Mana ada Kucing bersahabat dengan penguin? Yang ada ya bertengkar melulu rebutan ikan, hahaha. Tapi faktanya, itu hanya julukan. Buktinya kucing dan penguin bisa jadi sahabat yang baik tuh sampai sekarang (pasang wajah ngece).
            Kamu.. Iya kamu. Aku ingin secepatnya kita bertemu. Aku terlampau ingin menumpahkan semua perjalanan hidupkuku selama ini, padamu. Kamu juga begitu kan? Dalam surat ini, tak banyak yang aku kupas dari sejarah persahabatan kita. Kenapa? Karena terlalu banyak dan terlalu manis sehingga aku bingung harus memulainya dari mana. Kamu pasti mengerti, sahabat sejati akan selalu ada kapan pun dan dalam keadaan apa pun. Aku berharap persahabatan kita selamanya seperti itu. Selamanya :)
            Semoga kamu membaca ini.. :)


            R.A.S





Tidak ada komentar :

Posting Komentar