Morning
Friday….
Lelah. Itu yang saya rasakan sekarang setelah merantau beberapa hari di Kota Malang. Di jumat pagi yang cerah ini, saya ingin berbagi pengalaman pertama saya merantau di kota Malang. Seperti judul tulisan ini, kemarin pada hari minggu tanggal 15 juni 2014 saya merantau ke kota Malang. Pertama kali saya pergi ke kota Malang dengan mengendarai angkutan umum yaitu bus. Biasanya sih kalau ke Malang saya biasa naik sepeda motor, mobil atau bus pariwisata, tapi kali ini lain. Saya mengendarai bus umum.
Lelah. Itu yang saya rasakan sekarang setelah merantau beberapa hari di Kota Malang. Di jumat pagi yang cerah ini, saya ingin berbagi pengalaman pertama saya merantau di kota Malang. Seperti judul tulisan ini, kemarin pada hari minggu tanggal 15 juni 2014 saya merantau ke kota Malang. Pertama kali saya pergi ke kota Malang dengan mengendarai angkutan umum yaitu bus. Biasanya sih kalau ke Malang saya biasa naik sepeda motor, mobil atau bus pariwisata, tapi kali ini lain. Saya mengendarai bus umum.
Sebelum saya berangkat, tentu saja
saya menyiapkan barang-barang yang saya butuhkan disana seminimal mungkin. Ya,
saya tidak mau membawa barang-barang yang tidak (kurang) penting seperti yang
sering saya lakukan ketika hendak bepergian kemana pun. Saya memang termasuk
orang yang ribet kalau mau bepergian. Entahlah, begitulah saya. Selesai
packing, dan mengeluarkan beberapa benda yang hanya memberatkan tas ransel
saya. Dan pada saat itu juga, ibu saya lewat. Beliau menanyai saya kenapa
barang-barangnya dikeluarkan? Dan lain sebagainya. Setelah berdebat sedikit akhirnya saya masukan lagi
barang-barang itu. Dan alhasil, saya harus membawa dua tas karena ransel saya
tidak cukup. Serius deh, mirip banget sama orang yang mau pindahan. Dan tahukah
apa yang membuat ransel saya penuh dan tadi saya keluarkan? Yup, makanan ringan
dan roti yang dibelikan ibu. Mungkin ibu saya takut saya kelaparan kali ya.
Takut saya kurus mendadak dan takut pipi saya kempes. Hehehe :D
Packing selesai, waktunya berangkat.
Saya berangkat bersama sahabat saya dan kakak sahabat saya. Kami berangkat dari
Kertosono. Jadinya kami harus menumpang bus jurusan Surabaya dulu setelah itu
turun di terminal dan naik bus jurusan Malang. Iya karena dari arah kami
menunggu bus dipastikan tidak akan ada bus jurusan Malang. Bus jurusan Surabaya
yang saya tumpangi mengharuskan saya untuk berdiri karena tempat duduk yang
penuh. Saya pikir, jarak antara terminal dan tempat kami menunggu bus itu
dekat, ternyata jauhnya minta ampun. Kurang lebih 30 menit saya berdiri dengan
menggendong tas ransel di depan dan menjinjing tas. Rasanya pundak dan kaki
saya mau patah.
Setelah sampai di terminal, kami
turun dan menunggu bus puspa indah datang. Saya merasa lelah dan memutuskan
untuk duduk. Saya berbincang bersama sahabat saya dan kakaknya, sampai seorang
bapak-bapak yang sudah cukup tua lewat dekat kami dan memperingatkan kami.
Beliau memperingatkan kami untuk hati-hati dan menjaga barang bawaan kami
baik-baik. Perasaan saya mulai tidak enak. Saya memutuskan untuk berdiri. Dan
saya sesekali memperhatikan ke sekeliling. Ada sekelompok orang yang
gerak-geriknya mencurigakan. Saya semakin takut, tapi saya berusaha untuk tidak
terlihat takut. Kakak sahabat saya yang sudah berpengalaman menumpang bus umum
ini juga mengingatkan saya untuk tetap waspada dengan orang-orang itu karena
mereka mungkin akan mengambil apa yang bukan hak mereka dari kita. Deg. Rasanya
saya ingin sekali menelpon Ayah saya untuk menjemput saya dan membawa saya
pulang.
Bus yang ditunggu pun datang. Karena
banyak penumpang yang ingin pergi ke Malang, alhasil semua berebut untuk naik
bus. Ini lah pertama kali saya berdesak-desakan untuk menaiki bus. Saya hampir
tidak bisa masuk sampai sahabat saya yang sudah berhasil masuk menarik saya
dari dalam. Pada saat itu lah, pertama kali saya merasa ingin pingsan karena
benar orang yang tadi tingkah lakunya mencurigakan berusaha mengambil yang
bukan hak mereka dari tas seorang ibu-ibu. Tuhan, baru pertama kali saya
melihat ini dan saya tidak mau lagi. Cukup.
Setelah masuk di dalam bus yang
cukup kecil ini, saya duduk bersebelahan dengan seorang gadis yang usianya
sebaya dengan saya. Tujuan kami sama, ke Kota Malang tapi urusan kami berbeda.
Saya lega sekali bisa dapat tempat duduk dan tidak berdiri. Karena perjalanan
yang akan kami tempuh cukup jauh dan memakan waktu yang cukup lama. Saya merasa
lebih aman di dalam bus ini daripada di terminal namun, saya juga harus tetap
waspada.
Singkat cerita, akhirnya saya sampai
di terminal landung sari Malang. Setelah turun dari bus, saya dan dua rekan
saya langsung menaiki angkot dengan label ADL. Ini bukan pertama kalinya saya
naik angkot loh, tapi pertama kali naik angkot kota Malang (hehehehe). Kami
turun dulu di tempat kost sepupu sahabat saya untuk mengambil motor. Disana
sudah ada teman saya yang siap mengantar kami ke kost kakak sahabat saya.
Sampai di tempat kost, kami langsung
mengantri untuk mandi dan istirahat. Ketika hari mulai malam, kami merasa
lapar. Saya diajak teman saya dan kakaknya untuk jalan-jalan malam dan membeli
makan di salah satu tempat makan yang cukup ternama di Malang (lebay). Ini
adalah pertama kalinya saya pergi jalan-jalan malam tanpa ada kakak saya maupun
orangtua saya di samping saya. Suasana malam di kota Malang berbeda dengan di
tempat tinggal saya. Di Malang, saya tidak bisa melihat bintang. Saya juga
tidak bisa membedakan malam bulan purnama dengan malam bulan baru, karena
langit selalu terang bukan karena sinar bulan melainkan polusi cahaya.
Kurang lebih tiga hari dua malam
sudah saya merantau di kota Malang. Urusan saya pun juga telah selesai. Saya
dan sahabat saya beserta kakaknya bergegas pulang. Kami naik angkot menuju
terminal landung sari. Di sana banyak bus puspa indah yang siap untuk
mengangkut kami. Dan kami tidak perlu berebut bus seperti tempo hari.
Perjalanan kami cukup lama, dan di perbatasan antara Kediri dan Malang bus kami
transit sebentar. Kira-kira lebih dari 15 menit.
Bus yang saya tumpangi memutari kota
Jombang dahulu sebelum kami turun dan menaiki bus harapan jaya jurusan
trenggalek. Kami turun di Kertosono, tempat kami menanti bus saat kami
berangkat tempo hari. Karena barang bawaan saya dan teman saya cukup banyak,
akhirnya kami memutuskan untuk naik becak. Ini adalah kali pertama saya naik
becak. Awalnya saya sedikit takut, apalagi ketika melewati jalanan menurun.
Alhamdulillah, kami sampai dengan
selamat tanpa kurang satu apa pun. Hari-hari itu banyak sekali hal-hal baru
yang saya alami pertama kali. Dan hari-hari itu, memberi banyak pelajaran
kepada saya. Mungkin pada akhirnya saya bisa saja kapok mengendarai kendaraan
umum dan memilih mengendarai kendaraan pribadi untuk melanjutkan merantau di
Kota Malang. Tapi saya juga tetap ingat bahwa setiap keputusan memiliki risiko
masing-masing. Demikian pengalaman saya merantau di kota Malang. Tetaplah
waspada dan berhati-hati. Semoga Allah selalu melindungi kita, aamiin... :)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar