Berlian di Kolong Meja

Gery

                Gery melangkahkan kakinya menyusuri jalanan berpasir menuju ke sekolah. Bajunya kusut dan tidak dimasukkan ke dalam celananya dengan benar. Hari ini adalah hari senin, tapi Gery malah memakai sepatu olahraga berwarna biru dengan kombinasi merah dan putih pun mengenakan kaos kaki putih bercorak hitam.

                Tas ransel yang menggelayut di punggungnya tampak ringan. Padahal, hari ini ada empat mata pelajaran yang harus ditempuhnya. Entah, mungkin hanya ada sebuah buku tulis, sebuah bolpoin dan sebuah buku lembar kerja siswa saja yang ada dalam ransel lusuhnya.

Najma

                “Bismillahirohmanirrohim...”
Najma, menghela napas dalam. Jantungnya terus berdegub dengan cepat. Dia tidak sabar menantikan hari ini tiba, namun dia sendiripun sebenarnya juga gugup dan takut untuk melaluinya. Najma merapikan kemeja putih dan rok hitam panjang yang dikenakannya. Dengan cekatan, ia kenakan kerudung berwarna hitam. Dan terakhir, almamater biru dongker yang di bagian bawah krahnya tersemat namanya.

                Hari ini, adalah salah satu hari yang penting dalam hidupnya. Untuk pertama kalinya, dia akan mengajar siswa yang sebenarnya. Bukan lagi teman-temannya yang berperan sebagai siswa saat micro teaching.

                “Ma, siap?”
Seorang perempuan lain berjalan menghampiri Najma. Perempuan itu mengenakan baju yang sama seperti Najma. “Bismillahirrohmanirrohim.. Insya Allah siap, Din.”

                Mereka berdua pun segera turun dan menyiapkan motor untuk menuju lembaga pendidikan yang akan mereka jadikan lahan menuai pengalaman. Mereka tidak tahu, apa yang sudah menanti mereka disana.

Bersambung...