“Tidak bisa seperti itu, Bu.” Bahu Danu naik turun. Napasnya
memburu menahan amarah.
“Ini demi kebaikanmu, Le.” Wanita yang dipanggil Ibu itu
berusaha meraih bahu Danu yang dengan cepat ditepis oleh Danu. Wanita itu
menghela napas panjang, “juga untuk kebaikan desa.” tambahnya lirih. Kini matanya
terlihat nanar. Batinnya bergejolak dengan keputusan yang telah diambilnya.
Danu membuang muka. Ia berjalan keluar gubuknya dan
bersandar pada tiang lapuk penyangga atap teras gubuknya. “Egois! Kebaikan
macam apa? Ini tidak adil, Bu. Aku tidak mau dijodohkan seperti ini.” Hening.
Danu mengarik napas panjang, “apalagi dijodohkan dengan siluman ular itu. Aku
tidak mau jadi tumbal!”
100 kata untuk #FFRabu
ditulis disela tugas kuliah yang menggunung
Tidak ada komentar :
Posting Komentar