Rabu, 26 Agustus 2015

Under the blue moon, I feel so blue

http://www.moonlightsys.com/themoon/lyrics.html
sumber gambar : google



Angin malam berembus pelan. Di bawah pohon cemara di tepi danau, aku berdiri mematung, memandangi sampan yang bersandar di tepian. Ada jala dan ikan hampir busuk yang berserakan. Bau anyir sesekali mencekik indra penciuman.
                Aku menggenggam sebuah cincin emas bermata intan yang menjadi buah dari hasil kerja kerasku selama ini. Namun, semuanya terlambat bahkan sebelum dimulai. “Aarrgghh!” Aku melemparkan cincin itu ke danau. Satu gelombang air muncul mengiringi tenggelamnya semua asa yang telah kurajut dengan jatuh bangun.
                “Cinta? Abang bilang cinta pada, Biru?” Pertanyaan itu terngiang lagi. Mataku terpejam. “Pernikahan yang hanya bermodal cinta dan bisa hidup bahagia selamanya itu cuma dongeng. Kita hidup di dunia nyata, Bang. Belilah sampan. Jalalah ikan. Setidaknya itu cukup untuk memberiku makan.”
                “Sampan sudah di hadapan, ikan pun telah ku jala. Jangankan menghidupimu, menghidupi keluarga kecil kita pun aku sanggup.” Aku memekik tertahan. “Aku sudah menepati janjiku, melamarmu di bawah bulan biru, tapi kamu..” suaraku tercekat di tenggorokan. Buukk!!  Kuhantamkan bogem mentah ke arah pohon cemara di sampingku. Aku merasa ada yang mengalir dari tanganku. Merah. Darah.
                Aku tersenyum kecut dan pulang dengan kekecewaan yang mendalam. “Enyah kau, Basuki! Dasar penipu!”
Under the blue moon, I feel so blue...

Malang, ditulis di bawah sinar bulan 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar